CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak61 Selesai demikian lama saya tempuh hidup dengan 2 orang suami disisiku serta udah banyak kepuasan duniawi yang saya capai, selanjutnya ada rasa risauku. Hati resahku muncul bila terlebih Duta hadir dari Jakarta tengah saya gak dapat melayaninya di dipan lantaran kodratku selaku wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. 


Sedang Mas Pujo lantaran setiap hari ada disisiku saya tak terasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan mengetahui situasiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat memberi peluang di Duta memberikan kepuasan dirinya sendiri"mencabuli" diriku apabila Duta mau pergi rada lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo mau dinas luar. Ada impianku untuk menemukan substitusi peranku menjadi isteri buat mereka berdua waktu-waktu tamu"jepang" itu hadir. Kemauan itu demikian besarnya menghimpit jiwaku karena didorong rasa sayangku pada ke-2 nya. WAJIB 4D


Sehabis mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat merealisasikan hasratku itu pada akhirnya ada pula. Secara kebenaran saya tengah ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dilaksanakan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan sebagai isteri bos saya lumayan mengontrol jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, tetapi entahlah sehabis datangnya Duta saya menjadi lebih PD serta dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu ialah isteri orang pimpinan menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidak putih seperti wanita Manado umumnya tetapi justru dekati mulato tetapi tampak bersih dan kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, dan bodinya cukup ramping meskipun sudah punyai anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata khususnya sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang telah mempunyai anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia tergolong tak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar bahkan juga bertambah besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu di saat ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh nada ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dahulu kan begini-begini saja to." jawabku biarpun ada rasa GR  dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap tanggapan bila dikantor ini Mbak tergolong orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) meskipun sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya memohon.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu pula sia-sia wong gak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul ingin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, bila sekadar ML selalu usai ya biasa jeng tetapi ada tekniknya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Paling sekali ya terkadang 2x Mbak" jawabannya.


"Kalaupun ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu selalu gitulah..! Terus tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya udah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan apa jeng Meta terus bisa gapai pucuk?"


"Tersebut Mbak problemnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Terus"


"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang sensitif serta umumnya cuman dapat melepaskan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk sampai berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya tampak kagum dan tampak rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu bila dilaksanakan secara benar serta suka cita dapat membuat kita tahan lama muda, sebab kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi maksimal" lanjutku menerangkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" penyelaannya.


"Maka itu saya ngomong, biarpun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Sampai.." jelasku berniat memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.


"Bahkan juga jika jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo  belum pasti ingin" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik setiap saat pengin diskusi kujawab ya sewaktu-waktu. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


Satu minggu selanjutnya di saat itu jam 19.00 malam, Duta baru ada dari Jakarta lagi saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud memberikan blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, lantaran saya dan Duta hampir telanjang karena itu Mas Pujo yang mengusung telephone.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, pengin bercakap dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali membebaskan pelukannya padaku. Sesungguhnya scenario ini saya yang buat, sebab saya pengin Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi sepanjang tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga akhirnya menyentuh percakapan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mengaplikasikannya berdua. Meta ingin tahu saat saya serta Mas Pujo pengin bercinta disaksikan seseorang, kujawab kalau saya cuman dapat jika orangnya itu Meta, lain tak lagian cuman hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya telah to main saja ke rumah, kami seluruh tengah gak ada pekerjaan kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami hanya berdua kok, gak boleh risau kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. gak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya menyelesaikan perbincangan.


Kemudian kami tutup penuturan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang waktu itu sekedar gunakan piyama tanpa ada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana rada ketat maka dadanya yang membusung tampak kabur namun saya meyakini lelaki mana saja dapat ingin tahu ingin ketahui didalamnya, lebih-lebih dengan kancing depan serta belahan dada yang lumayan kebawah sedang bawahan dia gunakan celana jean nampak seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho bila dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Selesai mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah pada akhirnya mengusik problem dipan, Mas Pujo bisa memandang ekspresi muka Meta yang jemu tahu bila dia mulai kepancing birahinya. Karena perkataan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta dan kami tidak menyampaikannya secara vulgar, tiada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengin berpamitan" pintanya tetapi matanya kelihatan sayu.


"Gak boleh dahulu ujarnya mau belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra dan halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari merengkuhku, kami berciuman, dan sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya memandang episode kami, meski begitu saya melakukan secara halus dan berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami melakukan jeng," kataku menerangkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi gak bergerak.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat maka dari itu duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, lagi digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas trik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari menyaksikanku.


"Ya, Mas sekedar dapat perlihatkan trik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan perbuatan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai menambah laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya dilaksanakan di sofa ruangan tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama-sama hirup (pekerjaan bersilat lidah memanglah Mas Pujo begitu cakap). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo menambah laganya dari meraba sisi luar lagi lepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Saat itu mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah mengarah belahan dadanya yang sekal.


Tiada tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyusup ke punggung Meta dan membebaskan kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang kuat dan melawan, tanpa buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta memulai lakukan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta langsung ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo jadi memberinya peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya selalu bergelayut di puting Meta, namun tanggannya telah mulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan hingga situasi nampak redup serta tambah romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bersangga pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya telah kelihatan mengacungkan karena diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta dan menariknya kebawah maka bugil Meta masih tenang karena barangkali memandang Mas Pujo tak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar terus menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code pada Duta, ketika itu Mas Pujo sudah memasukkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhambat pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang elok serta merekah merah hingga membantu buat penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kesenangan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira kalau ada perubahan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya serta arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tak mau.. tak ingin" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, tengah Duta langsung menggembok kaki Meta jadi Meta cuman dapat mendesis dan pengin berontak tetapi sebab gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari menyebutng napasnya mengincar seluruhnya otot-otot tubuhya meregang tandanya orgasme hingga sampai.


Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat tidak sadar diri. Seusai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya was-was sekalian pengin berontak tetapi penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membikin ia gak memiliki daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba merehatkannya, sembari kukedipi Mas Pujo untuk persiapan menukar statusku.


Mas Pujo merapat serta memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok seperti ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, marilah lagi Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta melafalkanng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya dan tambah keras kocokannya, penanda pengen capai orgasme karenanya segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung menukar status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberikan peluang pada Meta buat mengontrol napas. Kucium serta kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Serta..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang semuanya itu sekalian mendelik menghentikan nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama sama pacu selanjutnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta dapat menggapai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberinya peluang buat ambil napas sembari kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sembari tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyelesaikan kocokannya serta mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian terus berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam dan berenyut-denyut. Selanjutnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa tetapi lantas dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Kemudian mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta ingin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya serta Duta membawa Meta pulang tengah Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta mengucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya baru kali inilah alami multiorgasme yang sekian lama ini cuman keinginan saja. Meta juga berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Selesai mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta tuturnya mereka tidak pernah mengayalkan wanita lain sejauh ini karena sesungguhnya sejauh ini mereka telah terasa cukup hanya serviceku. Tetapi kehadiran Meta membikin mereka lebih berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua terus bisa mengesankan Meta bahkan juga waktu hari paling akhir Meta mohon nginap di rumah serta mereka main hingga 4x. Selaku isteri saya selalu risau menyaksikan keperkasaan mereka berdua, tetapi kehadiran Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.


Pembaca yang budiman sampai waktu ini hampir setahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tanpa ada Jhony mengerjakan ini. Meta makin rajin memiara dirinya sendiri serta dia tambah berbinar dia begitu menggemari Mas Pujo meskipun begitu kami semuanya berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku buat ML tetapi meminta maaf saya tidak bisa dikarenakan saya cuma dapat untuk Dutaku serta Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya gak mereka butuhkan pula tetapi karena telah terlanjur jadi kami setuju menyambung entahlah hingga sampai kapan yang terang kami sama sama mencintai

Post a Comment

Previous Post Next Post