CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA, Hasrat-Bispak61 Mendadak sebuah suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh amburadul. Perasaanku berkata ada sesuatu hal yang tidak selesai ada dalam rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha membatasi saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan mengambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang benar-benar saat tampak pribadi asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastinya ia ini maling yang mau merampas dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya perampok ini berdiri serta ambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut dan jambangnya yang tidak bercukur tampak demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memanglah lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Menyaksikan tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku serta tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak untuk menutup kebalikannya maling itu selalu memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Akan tetapi pekikan itu pastinya buang waktu. Rumah kami merupakan rumah baru di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami merupakan Pak RT yang jaraknya kurang lebih 30 rumah kosong, yang belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang tidak sama merupakan bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, ini rumah credit kami yang baru kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan jelas dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lega masuk ruang tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tak berteriak-teriak sekalian meneror akan potong leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya dicapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya tampak sapu tempat keluarga serta menarikku merapat ke dalam almari perlengkapan. Jelas di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan beberapa macam perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku setelah itu mulutku sampai saya sungguh-sungguh bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tapi itu cuman tidak lama.


Maling ini benar-benar mempunyai pengalaman serta berdarah dingin. Ia cuman omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' serta sepi.


Terlihat maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia kayaknya pikir. Segalanya kulihat dalam kelumpuhan dan kebisuanku karena lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya disudut dipan lantaran shock serta histeris dengan kejadian yang tengah berlangsung. Dengan lakbannya dia terus bekap mulutnya dan direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak mampu apapun cuman sanggup tergelimpang dan berkedip di lantai. Saya memandang bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat pada kaki-kaki dipan. Serta pada akhirnya yang terjadi yakni saya yang tergeletak lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak nikmat. Saya panik maling ini melakukan hal di luar batasan. Menyaksikan figurnya, tampak ia ini orang kasar. Badannya terlihat tabah dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada seputar 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari mendamprat,


"Diam nyonya cantiikk.." saat menyaksikan istriku yang benar-benar tampak benar-benar seksi dengan busana tidurnya yang serba mini lantaran udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Tak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar ke arah dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Kelihatan istriku berontak melepas diri dengan percuma. Adakalanya terlihat matanya resah serta ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Beragam almari dan laci-laci di dalam rumah. Ia tidak dapat temukan apapun sebab memang kami gak miliki apa- apa. Saya pikirkan begitu mukanya akan sedih lantaran kecewa. Kudengar suara gerutu. Keliatannya ia berang.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari kemeja serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Lantaran gak memperoleh apa yang dicari Maling mengarahkan arah kekesalan. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sekalian mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak raih pakaian tidur istriku setelah itu menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Serta yang setelah itu kelihatan terpajang yakni bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memang selamanya tanpa ada BH tiap jam tidur. Tampak sekali paras maling itu kagum.


Saat ini saya sungguh-sungguh benar-benar takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton terdapatnya pengubahan raut wajahnya. Setelah tak memperoleh uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak mendapatkan substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan terus menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik sebab kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sekalian keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia lebih beringas. Tangan-tangannya tanpa dengan ragu-ragu mengelus- elus kemudian meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Soal ini betul-betul membikin darahku menggelegak berang. Saya harus melakukan hal suatu hal yang bias menyudahi semuanya apa saja efeknya. Yang setelah itu dapat kulakukan yakni gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan selanjutnya menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget tetapi sekali-kali tidak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Gak boleh beberapa macam. Tidak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia mendamprat saya. Dan saya segera putus harapan. Saya tidak mungkin lakukan perbuatan apapun kembali. Saat ini cuma batinku yang meratap insiden ini.


Dan yang berlangsung seterusnya yakni suatu hal Yang serius menyeramkan. Maling itu menarik robek semua pakaian tidur istriku. Ia betul-betul membuat Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Selanjutnya ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku tampak bak rusa roboh dalam cengkeraman serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia tidak dapat berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu beberapa bagian badannya tampilkan sensualitas yang nyata silau tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking begitu melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa memesona syahwat. Saya sendiri bingung bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Serta saat ini maling beringas itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang ditetapkan buang waktu. Dengan lebih kasar gairah nyolongnya saat ini berganti jadi gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut ini acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak mengayalkan dapat merasakan nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini masuk ke pinggiran pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan tampak kadang-kadang sedikit mencakar mengalirkan gelegak hasrat birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar sebatas gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya menjadi pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya membikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling lagi melumati perut dan menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan nafsu syahwat maling ini makin melesat ke pucuk. Terang bakal menyetubuhi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dalam waktu cepat melepaskan T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya terpana. Maling itu miliki bentuk badan yang paling atletis dan menarik menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat sebab keringatnya tampak dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang membikin saya terperangah yakni kemaluannya. kont*l maling itu demikian mengagumkan. Tampil dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar dan panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia dan terlihat amat seirama dalam warna hitaman pada mulanya selanjutnya sedikit belang kecoklat-coklatan di leher serta ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut serta jambangan yang gak bercukur dan busananya yang dekil langsung lenyap demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia kelihatan benar-benar jantan jenis jawara.


Dalam ketakutan dan cemas istriku Fatimah lihat saat maling itu bangun dan dalam sekejap melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu sungguh-sungguh telanjang saya memandang transisi di wajah serta mata istriku. Muka dan penglihatannya terlihat terkesima. Yang belumnya layu dan kuyu sekarang kejam dengan mata yang membelalak. Karena mungkin ketakutannya yang makin jadi atau lantaran ada 'surprise' yang tampil dari figure lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meski saya gak berani mengaitkan dengan cara nyata, menurut pendapatku paras ragam itu ialah muka yang didera nafsu birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun dan berkeinginan di lelaki maling yang dengan kasar udah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang disajikan lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, emosi dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang hebat yang menyerang semuanya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang suka dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mendapat kaki Fatimah yang terlilit serta memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lantas mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki buat berontak atau menghentikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus menyerbu dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia lakukan di ke-2  tungkai kaki istriku untuk mulai lumatan dan jialatan setelah itu ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan langkahnya maling itu benar-benar berniat Jatuhkan martabatku jadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Dan saya di tempat ini yang tergelimpang ragam tangkai pisang tidak punya daya cuman sanggup menerawang serta menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya ingin ketahui, jenis apa muka Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta kemauan tahuku itu nyatanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam terkapar sekalian mata gak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang cantik kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Akan tetapi yang bikin jantungku berdetak cepat ialah geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tidak memandangnya selaku perlawanan seseorang yang tengah disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku terlihat demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya menegaskan kalau Fatimah sudah terbenam dalam nafsu seksualnya. Ia mengulet-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling luar biasa serta saat ini nuraninya terus jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sedangkan saya usaha selalu pikir positip. Kalau benar-benar berat menampik bujukan syahwat seperti yang dirasakannya. Secara perlahan serta tentu kont*lku sendiri bertambah keras serta tegak lihat yangharus saya lihat itu.


Serta klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap serta mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya bertambah diangkatnya tinggi-tinggi. Ia tampak mau raih orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan amat sukar buat Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belum maling itu kerjakan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mencapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengusung tinggi bokongnya dan terus Diangkatnya sampai sekejap sembari terkejat-kejat. Kelihatan kendati pun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah mau meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengutarakan begitu nikmat syahwat lagi menimpanya. Itu dia yang dapat diperlihatkan olehnya dipicu tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Serta si maling peka. Sebelumnya terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku dan membantu kont*lnya ke lubang vaginanya. Seringkali ia mengocak kecil sebelumnya akhirnya kemaluan yang cukuplah besar dan panjangnya itu menembus dan ambles ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta mengusung-angkat bokong serta pinggulnya supaya kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Melihat momen itu. Terutama bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku benar-benar terbendung oleh celana sempitku. Saya tidak bisa kerjakan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Lecutan maling itu kian cepat dan kerap. Saya yakini jika maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang bertambah kuat kaku terlihat licin berkilat sebab cairan birahi yang melumasinya terlihat seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menimpa istriku. Dengan situasinya yang masih tetap terlilit di dipan, bokongnya terlihat turun naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya dapat muncrat isi rongga kemaluan istriku. Serta kelihatannya istrikupun bakal mendapat orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia ingin jemput orgasmenya yang ke dua.


Saat pucuk orgasme dan ejakulasinya lebih dekat, lelaki itu rapatkan parasnya ke paras Fatimah dan tangannya raih selanjutnya lepaskan lakban di mulut istriku. Tetapi ia tidak memberikan peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menangkis lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur yang berada pada dekatnya. Dengan masing-masing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah bebas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa bimbang dan sangsi demikian terlepas tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Saat ini saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pun mendesis dahsyat, tiada pembicaraan akan tetapi terang, ia kembali mendapat orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera serta berdarah.


Masih sekejap mereka pada sebuah dekapan sebelumnya kelanjutannnya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus lihat spermanya yang kental banyak tumpah dan menetes dari lubang vagina Fatimah. Sebentar mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat gontai.

Post a Comment

Previous Post Next Post